Hari ini setelah melihat video British Got Tallent 2009 hasil shared-link dari Bu Ani membuat saya teringat akan mimpi-mimpi saya dan bagaimana orang lain bahkan sahabat dan keluarga pun menganggap saya seorang pemimpi. Pemimpi dalam artian mengharapkan sesuatu yang diluar batas kemampuan atau secara kasar boleh dibilang berharap sesuatu yang mustahil. Tukang mengkhayal, begitulah kira-kira. Pemimpi dalam artian negatif.
pernahkah saya bermimpi ke Belanda?? belum pernah sebelumnya.... |
Kembali pada shared-video link Susan Boyle di ajang British Got Tallent 2009. Pada penampilan ajang unjuk bakat dan kemampuan itu ditampilkan banyak peserta yang mencela kehadiran sosok wanita ini. Usianya memang jelas tidak muda lagi, usianya 47 tahun terlebihi jika dibandingkan peserta-peserta lainnya di ajang ini. Bahkan dewan juri yang terdiri dari Kelly Brook, Simon Cowell dan Piers Morgan juga tak yakin dengan penampilan wanita ini. Dan ketika Simon Cowell bertanya, apa mimpinya, wanita ini menjawab menjadi penyanyi profesional sesukses Elaine Paige. Jawaban wanita ini tentu saja membuat penonton dan juri menertawakannya. Simon pun bertanya kenapa baru sekarang, wanita ini menjawab karena sebelumnya dia belum pernah mendapat kesempatan dan siapa tahu keadaan akan berubah dengan dia berada di ajang tersebut. Maka, tibalah saat ketika wanita itu menyanyikan lagu I Dreamed A Dream. Dan seketika itu juga penonton bahkan dewan juri dibuat takjub oleh keindahan suaranya. Bahkan untuk pertama kalinya dalam ajang yang sudah diadakan selama 3 tahun ini, Piers Morgan mengakui kehebatan wanita ini. Sejak saat itu, mimpi Susan Boyle pun menjadi kenyataan dan di tahun 2009 itu albumnya yang berjudul I Dreamed A Dream menduduki puncak lagu teratas tidak hanya di Eropa dan Amerika tapi juga di banyak negara lainnya.
Lalu apa istimewanya cerita Susan Boyle bagi saya?
Ya walaupun saya tidak pernah bermimpi menjadi seorang penyanyi profesional seperti Susan Boyle, tetapi saya mempunyai mimpi-mimpi yang bagi kebanyakan orang bahkan sahabat dan keluarga pun menganggap saya 'gila'. 'Gila' dalam artian terlalu berlebihan dalam memiliki mimpi. Ya mimpi saya juga tentu saja bukan sesuatu yang saya anggap berlebihan seperti mimpi menikah dengan saudagar kaya atau artis Holywood. ^^ (walaupun pernah berharap andaikan ada sosok Edward Cullen di dunia nyata hehehe - pengaruh baca novel seri Twilight).
Well, awalnya saya sendiri juga kaget karena kenapa mereka tidak mendukung saya dan terus terang kondisi ini membuat saya sempat 'malu' untuk mengungkapkan mimpi-mimpi saya. 'Malu' karena takut dianggap aneh (lagi).
Tetapi dengan seiiring berjalannya waktu dan pengalaman, baik pengalaman yang saya alami sendiri ataupun hasil sharing dengan teman atau siapapun yang saya ajak ngobrol, menumbuhkan satu keyakinan dalam diri saya kalau suatu saat mimpi-mimpi saya boleh menjadi nyata.
Dulu ketika saya duduk dibangku sekolah memang saya tidak berani bermimpi macam-macam dikarenakan keadaan. ya walaupun sempat terpikir di benak saya waktu duduk di bangku SMA untuk melanjutkan sekolah di negeri Kanguru. Dan saat itu, kami ada semacam leadership training yang dibawakan seorang motivator. Sang motivator itu bercerita jika dirinya berasal dari keluarga kurang mampu. Namun mempunyai cita-cita yang tinggi. Beliau bercerita bagaimana keinginannya untuk naik haji dan ke luar negeri. Lalu apa yang beliau lakukan? Beliau memasang gambar-gambar tentang tanah suci di meja kerjanya dan diruang kerjanya. Sehingga setiap saat beliau akan ingat dan termotivasi untuk bisa meraih mimpinya itu. Dan mimpinya pun menjadi kenyataan. Usahanya berhasil, beliau menjadi orang kaya, memiliki lembaga bimbingan pendidikan dan beliau pun bisa mewujudkan cita-citanya bahkan beberapa kali menunaikan ibadah haji.
Kala itu yang sempat saya ingat hanya bagaimana beliau memotivasi dirinya sendiri dengan memasang gambar-gambar negara yang ingin dikunjungi. Dan ketika itu karena sekolah lebih banyak hubungan dengan Australia (banyak pertukaran pelajar dengan Australia) dan saya juga tidak begitu mengenal negara-negara luar lainnya bahkan Eropa sekalipun, maka saya pun bermimpi suatu saat saya bisa ke Australia. Setiap tahun, Australia sendiri menawarkan program pendidikan melalui brosur-brosur yang disampaikan ke sekolah-sekolah. Ya walaupun awalnya tidak mungkin saya pun mengumpulkan gambar-gambar tentang Australia walaupun tidak memasangnya di kamar atau manapun (karena saat itu saya lebih tertarik memasang poster Backstreet Boys, Bon Jovi atau Tommy Page di kamar ^^). Saya hanya tertarik dengan keindahan yang ditawarkan di brosur-brosur itu, maka sayapun menyimpannya dan berharap suatu saat mimpi saya menjadi nyata.
Dan keinginan melanjutkan studi di Aussie itu pun terbawa sampai saya masuk kerja. Apalagi banyak senior yang menempuh pendidikan master bahkan doktor di Aussie terlebih ketika berkenalan dengan seseorang yang saat itu sedang bertugas disana ^^. Walaupun program ADS atau ALA ditawarkan setiap tahun dan setiap tahun pula keinginan saya untuk mendaftar muncul, tetapi aplikasi itu tidak pernah terkirimkan. Kenapa? Karena saya 'minder' duluan dengan syarat yang diajukan dan ketika beberapa orang mengatakan sekolah di Australia cukup berat. Maka saya pun tidak pernah mendaftar untuk ke Australia.
Lalu apa yang mengubah pemikiran saya sehingga akhirnya saya pun terdampar di negeri 'couple' (begitulah menurut teman dari Filipina, karena setiap bulan selalu ada hari tertentu untuk pasangan ^^). Dengan melupakan semua ketakutan dan kekhawatiran yang ada, dan karena tekad saya untuk melanjutkan sekolah di luar negeri maka saya pun mulai mendaftar disana-sini. Singkat cerita tibalah saya di negeri-nya Lee Myung Bak yang ternyata banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang belum pernah saya pikirkan sebelumnya bahkan menambah keahlian baru - tukang foto merangkap tukang jalan-jalan ^^ (terima kasih untuk 'kebaikan' POSCO yang sudah memberikan beasiswa ^^).
Dan percayalah bahwa kekhawtiran-kekhawatiran itu hanya sebatas pikiran kita. (Yakinlah Tuhan tidak akan membiarkan kita jatuh tergelatak ^^)
Lalu apa hubungannya dengan mimpi-mimpi yang tadi? Bukankah yang mempunyai julukan 'morning calm' ini tidak termasuk dalam mimpi saya?
Yang ingin saya bagi adalah janganlah pernah takut untuk bermimpi apalagi takut bertindak.
Selama kita yakin kita mampu, kenapa ngga kita coba.
Jikalau kita gagal, akan ada pelajaran dan hikmah yang kita ambil. Jika kita berhasil, akan ada pengalaman luar biasa yang menanti.
Walaupun orang lain menertawakan mimpi-mimpi kita, biarkanlah, justru itu yang seharusnya memacu kita untuk mewujudkannya.
Dan saya pun masih mempunyai mimpi-mimpi lain (yang lagi-lagi dianggap 'crazy' karena bermimpi dengan lompatan jauh ke depan - terlalu jauh mungkin) yang mungkin akan saya bagi ketika mimpi-mimpi itu telah menjadi nyata ^^
Tetapi saya yakin akan mimpi-mimpi saya.Dan saya pun masih memimpikan Australia sebagai tempat berlabuhnya jangkar berikutnya ^^ Toronto dan Orlando mungkin berikutnya. Only heaven knows......
*Seoul, 24 Nov 2010 02.49 - lagi stres ngerjain tesis ^^
No comments:
Post a Comment