"I remember the day you say goodbye something was calling you
I could read it in your eyes
You told me that someday we'd meet again
But deep inside i always knew this was the end
I remember those words you claimed as I stood in the pouring rain
when i showed my heart would never be the same
you told me time will always heal the pain bring the sun and dry the rain
we need time to solve and think our problems through
you told me time is always on my side to turn the season, change the tide
things work out with time if you want them to why can time makes me stop loving you
it wasn't very easy when you left
every mention of your name would get me so upset
I trapped my emotions deep inside I acted like I didn't care with hopes this would subside
I try to get you off my mind I live my life just wasting time
Hoping that someday I can say the same "
Begitulah kira-kira lagu 'Time' yang dibawakan Tommy Page sekitar awal tahun 90an yang cukup membuat banyak remaja-remaja pada saat itu terpesona dengan sosok seorang Tommy Page (termasuk saya hehehe :D ).
Tetapi walaupun lagu ini termasuk lagu 'jadul' tapi bagi saya lagu ini tidak pernah membuat saya bosan untuk terus mendengarkannya dan memutarnya berulang-ulang. Kata-kata dalam liriknya memang cukup mengena namun bukan berarti saya mengalami 'patah hati' yang sama seperti Tommy Page. ^^ (well, ok in some parts I'd admit it, quite bit describe my feeling :D)
Jika disimak kata-katanya
"you told me time will always heal the pain bring the sun and dry the rain
we need time to solve and think our problems through..."
Waktu yang akan menyembuhkan dan memberikan matahari dibalik langit yang mendung. Satu sisi pernyataan ini memang benar. Dengan seiring berjalannya waktu, dengan banyak hal yang terjadi dalam hidup kita yang mengajari kita tentang banyak hal sedikit demi sedikit mengubah apa yang ada dalam diri kita dan boleh jadi ikut ambil bagian dalam menyembuhkan 'luka' yang ada (kecuali yang bersangkutan terlalu bebal sehingga sulit diubah).
Kondisi ini memang saya akui benar adanya. Saya pun banyak mengalami kejadian yang menyebabkan 'luka' dihati tapi dengan seiring berjalannya waktu, 'luka' itu menjadi sembuh.
Tetapi apakah hanya sampai disitu saja bahwa waktulah yang akan menyembuhkan dan menyelesaikan segalanya??
Kuasa sang waktu tidak akan terlihat begitu nyata jika tidak ada yang berubah dari dalam diri kita.
Sebagai contoh, kita mengalami patah hati, putus dengan pacar yang mungkin sudah sangat kita sayang setelah sekian lama berpacaran sehingga sulit rasanya menerima kenyataan bahwa hubungan kita sudah berakhir. Apa yang terjadi 3 bulan kemudian setelah patah hati itu tentunya akan tergantung pada diri kita. Kita bisa memilih untuk tetap meratapi berbagai alasan kenapa harus putus, kenapa harus dengan dia dan sebagainya yang pada intinya kita menyesali segala sesuatu yang telah terjadi. Jika kejadiannya seperti ini pantaskah kita menyalahkan sang waktu yang ternyata tak mampu menyembuhkan hati yang luka?
Pilihan lainnya kita bisa melupakan kejadian patah hati itu (walaupun tidak mudah memang) dan memilih untuk mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Anggaplah kita tidak berjodoh dengannya (ya walaupun lagi-lagi saran ini sangat sulit dilakukan ^^). Tetapi ketika kita memandang masalah 'patah hati' ini dengan sisi yang berbeda, niscaya ada ketenangan dalam batin yang membuat diri kita yakin untuk tetap menjalani kehidupan kita. Ketenangan dalam hati yang membuat kita tetap menjalani kehidupan dan menjalani pilihan-pilihan lain dalam hidup yang lebih berguna. Dan ketika hal ini yang terjadi, sang waktulah yang dianggap telah berjasa karena telah membantu menyembuhkan semua luka yang ada.
Apakah sang waktu memang memiliki kepribadian ganda? Lalu dimana letak masalahnya?
No comments:
Post a Comment